Tuesday, 12 April 2011

Saham terkoreksi, dapen alihkan investasi

JAKARTA: Industri dana pensiun akan memarkir investasi pada instrumen obligasi dan deposito sebagai antisipasi apabila koreksi indeks harga saham gabungan (IHSG) berlanjut hingga akhir semester I/2011.

Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia Djoni Rolindrawan mengatakan penurunan indeks masih akan terjadi dalam jangka pendek, sehingga porsi penempatan dana pada obligasi dan surat utang negara (SUN) akan menjadi 55% hingga 60% pada tahun ini.

"Sebesar 20% akan ditempatkan pada instrumen saham pada tahun ini. Sisanya, sebesar 20% pada deposito," katanya, kepada Bisnis, belum lama ini.

Berdasarkan data Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan, investasi dana pensiun pada Surat Berharga Negara menempati urutan teratas sebesar Rp 29,50 triliun atau 25,52% dari total investasi dana pensiun per 30 Juni 2010.

Selanjutnya, dapen menempatkan investasi pada obligasi korporasi sebesar Rp26,51 triliun (22,94%), dan deposito berjangka sebesar Rp24,92 triliun (21,57%), sedangkan sisanya pada saham dan lainnya.

Meski demikian, dana pensiun (dapen) masih optimistis terhadap pertumbuhan portofolio saham, karena fundamental ekonomi dinilai kuat dan sebagian besar dapen memilih saham unggulan pada sektor perbankan, infrastruktur, dan komoditas.

Direktur Utama Dana Pensiun Garuda Indonesia Muchit Sudirman mengatakan pengaruh IHSG yang melorot dalam 2 bulan terakhir tidak begitu besar terhadap hasil investasi. Hal itu mengingat fundamental ekonomi Indonesia secara makro masih terkendali.

Dia menuturkan penurunan IHSG ke level sekitar 3.500 masih dalam tahap wajar, sehingga siklus positif akan kembali ditorehkan pasar modal dalam jangka panjang.

"Saat ini, kami belum khawatir, karena dinamika terus berkembang. Fundamental ekonomi kita bagus dan goyangan IHSG masih dalam batas wajar. Jika penurunan indeks berlanjut, bisa jadi dana dialihkan pada obligasi dan deposito," kata Muchit.

Berdasarkan data Bloomberg, level IHSG tertinggi terjadi pada 9 Desember 2010, yaitu 3.786,09, sedangkan level terendah pada tahun lalu, yaitu 3.337.19 per 23 Agustus 2010. Level terendah tahun ini pada 24 Januari 2011, yakni 3.346,06.

Pada awal pekan ini, indeks berada pada level 3.569,83. Jika dibandingkan dengan posisi saat indeks mencapai 3.703,51 per Desember 2010, IHSG terkoreksi 3,61%.

Ketua Dana Pensiun Freeport Indonesia Bambang Wibisono mengatakan koreksi ISHG dalam 2 bulan ini tidak akan berlangsung lama. 

Dia menuturkan industri dapen banyak belajar dari krisis pasar modal 1997 hingga krisis global 2008.

"Kami optimistis indeks bisa 'hijau' lagi. Jika indeks 'merah' dan dapen tidak menjual jual atau melepas saham, hal itu tidak masalah. Dapen sudah banyak belajar dari krisis global, dapen investasi pada saham bluechip. Tidak berani nekat," katanya.

Hingga saat ini, Dapen Freeport sendiri mengalokasikan dana investasi pada saham sebesar 25%, sedangkan sisanya pada SUN dan deposito. Dua instrumen tersebut dinilai akan menjadi perhatian jika penurunan indeks berlanjut.

Menurut dia, pihaknya tidak mengalokasikan investasi pada obligasi korporasi, tetapi lebih memilih SUN sekitar 25%-30% dari total investasi. Hal itu terkait dengan pertimbangan kontribusi dalam membangun pertumbuhan ekonomi nasional.

Muchit mengataka gain saham memang turun dalam 2 bulan terakhir, meski demikian dia tidak bersedia mengungkapkan detail penurunan tersebut. 

Guna mengantisipasi penurunan keuntungan itu, pihaknya melakukan penyeimbangan pada portofolio lain selama periode tersebut. "Jika indeks naik 100% saja, kami sudah bisa mengejar ketinggalan gain selama 2 bulan terakhir," kata Bambang.

Investasi saham

Analis pasar modal dan Direktur Utama PT Capital Bridge Indonesia Haryajid Ramelan mengatakan dapen seharusnya menjadikan saham sebagai investasi utama dan bukan investasi alternatif.

Hal itu terkait dengan keuntungan rata-rata investasi pada portofolio saham di Indonesia yang mencapai 20% sepanjang 1989 hingga 2010, sehingga peluang investasi di pasar modal masih besar, terutama bagi dana pensiun yang berhorizon jangka panjang.

"Jangan dilihat dari sisi bagaimana kondisi indeks saat ini. Data kami menunjukkan average keuntungan yang dihasilkan sejak 1989 untuk saham cukup tinggi, yaitu mencapai 20%," kata Ketua Asosiasi Analis Efek Indonesia itu.

Menurut dia, koreksi indeks yang cukup parah terjadi pada 2008, tetapi pemulihan indeks terjadi sedikitnya 79% pada 2009. 

Dia memaparkan investasi pasar modal dinilai memiliki prospek yang menjanjikan dan diharapkan bisa menjadi suatu hal yang wajib guna mendapatkan keuntungan yang tinggi.

Sumber: Bisnis.com

Leave a comment

Make sure you enter all the required information, indicated by an asterisk (*). HTML code is not allowed.

Hubungi Kami
Wisma Bumiputera, 2nd Floor, Suite 205 Jl. Jend. Sudirman Kav. 75
DKI Jakarta 12910
Indonesia
Phone: 021 - 5713007
Email: This email address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it.

Tentang Kami

  • Sejarah Singkat
    Perkumpulan Dana Pensiun Lembaga Keuangan Indonesia (P-DPLK) atau dikenal dengan Asosiasi DPLK pertama kali berdiri pada tahun 1997 sebagai organisasi…
    Read more